TUC0GUAlGSY6Gpz8TUGoGUC8TY==
  • Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh

Menteri Agama Nasaruddin Umar: Hubungan Santri dan Kiai Seperti Sahabat dengan Nabi

Featured Image

Pendekatan Pendidikan di Pesantren yang Berbeda dengan Modern

Pendekatan pendidikan di pesantren memiliki karakteristik unik yang tidak sepenuhnya bisa diukur dengan metode pendidikan modern. Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam sebuah acara Pesantren Award di Jakarta. Menurutnya, memahami kehidupan di dalam pesantren tidak cukup hanya melalui pendekatan berbasis akal semata.

Salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran di pesantren adalah hubungan antara santri dengan Kiai atau pengasuhnya. Nuansa hubungan ini sangat kental dan mirip dengan hubungan Nabi Muhammad dengan para sahabatnya. Dalam konteks tersebut, peran intuisi menjadi sangat signifikan.

Sumber Ilmu yang Beragam

Menurut Nasaruddin, pendidikan modern biasanya mengandalkan deduksi akal. Namun, dalam pesantren terdapat lima sumber ilmu sekaligus. Selain itu, ada juga aspek intuisi yang sangat penting. Ia menegaskan bahwa tidak semua orang mampu memainkan intuisinya secara optimal.

Selain intuisi, sumber ilmu di pesantren juga berasal dari wahyu, yaitu sebagai sumber kepercayaan dan informasi. Selain itu, ilham juga menjadi salah satu sumber utama dalam proses pembelajaran. Bagi Nasaruddin, hanya orang-orang yang dekat dengan Tuhan yang dapat meraih ilham tersebut.

Hubungan Santri dan Kiai yang Unik

Nasaruddin menjelaskan bahwa hubungan antara santri dan kiai di lingkungan pesantren memiliki makna yang mendalam. Hubungan ini terinspirasi dari hubungan antara Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Saat itu, para sahabat menyerahkan jiwanya sepenuhnya kepada Nabi Muhammad.

"Hubungan Kiai atau guru di depan murid, bagaikan Nabi (Muhammad) di depan para sahabat," ujarnya. Respek dan perhatian yang diberikan sahabat kepada Nabi Muhammad sama dengan respek yang diberikan santri kepada kiai. Melalui hubungan seperti ini, santri berharap mendapatkan keberkahan.

Pentingnya Keberkahan dalam Pembelajaran

Nasaruddin menekankan bahwa memahami dunia pesantren tidak bisa hanya berdasarkan pendekatan pendidikan modern. Ia menyatakan bahwa ilmu tidak akan masuk ke dalam hati yang kotor atau penuh dosa. Oleh karena itu, mencari keberkahan dalam proses belajar bisa dilakukan melalui hormat dan rasa takzim santri kepada kiainya.

Dengan demikian, nasihat yang diberikan oleh Menteri Agama ini menunjukkan bahwa pendidikan di pesantren memiliki nilai-nilai spiritual dan emosional yang tidak bisa diukur dengan standar pendidikan modern. Kehidupan pesantren lebih dari sekadar proses belajar akademis, tetapi juga merupakan wadah untuk membangun hubungan yang kuat antara santri dan kiai serta membentuk karakter yang lebih baik.

Menteri Agama Nasaruddin Umar: Hubungan Santri dan Kiai Seperti Sahabat dengan Nabi

0

0 Komentar untuk "Menteri Agama Nasaruddin Umar: Hubungan Santri dan Kiai Seperti Sahabat dengan Nabi"