TUC0GUAlGSY6Gpz8TUGoGUC8TY==
  • Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh

Ribuan Anak Kudus Alami Stunting, Pemkab Salurkan Rp1,3 Miliar

Featured Image

Upaya Pemerintah Kabupaten Kudus dalam Mencegah Stunting

Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus memperkuat langkah pencegahan stunting melalui program pemantauan tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi deteksi dini yang digencarkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kudus demi menekan prevalensi stunting di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kudus, Andini Aridewi menjelaskan bahwa pengukuran secara berkala terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sangat penting untuk mengidentifikasi gejala awal gangguan gizi. “Jika ada penyimpangan dari pertumbuhan normal, maka penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat,” ungkapnya.

Data dari sistem E-PPGBM mencatat, dari total 50.087 anak yang diukur, sebanyak 2.142 di antaranya mengalami stunting. Persentasenya mencapai 4,27 persen. Ini menjadi dasar penting bagi Dinkes Kudus untuk terus melakukan evaluasi dan peningkatan intervensi.

Sebagai bagian dari penguatan kapasitas tenaga kesehatan, Dinkes Kudus menyelenggarakan bimbingan teknis terkait penanganan stunting dan gizi buruk di Gedung PPNI Kudus. Kegiatan ini diharapkan mampu menekan angka stunting secara signifikan.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), tren kasus stunting di Kudus memang menunjukkan penurunan. Dari 15,7 persen pada 2023, angka tersebut turun menjadi 13,2 persen di tahun 2024.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kudus, Edi Kusworo, menyebut bahwa pemantauan dilakukan rutin setiap bulan. “Ketika ada lonjakan, penyebabnya langsung dicari dan diintervensi,” tegasnya.

Selain pemantauan dan pelatihan, Dinkes juga menyalurkan program intervensi gizi seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita. PMT bagi ibu hamil berbentuk susu, sementara untuk balita terdiri dari dua jenis yaitu PKMK dan PDK.

Tahun ini, alokasi anggaran PMT mencapai Rp1,3 miliar. Tambahan anggaran antara Rp200 juta hingga Rp600 juta juga telah diajukan dalam perubahan APBD 2025.

Lebih lanjut, program deteksi dini juga mencakup kasus gizi buruk dan berat badan kurang (underweight). Meski kasus gizi buruk menurun, penanganannya tidak bisa disamakan dengan stunting karena sering kali disertai penyakit penyerta seperti TBC, HIV, atau gangguan jantung.

Menurut Dinkes, stunting bukan hanya soal tinggi badan anak. “Masalah ini bisa memengaruhi kecerdasan, konsentrasi belajar, hingga produktivitas anak di masa depan,” tutup Edi.

Ribuan Anak Kudus Alami Stunting, Pemkab Salurkan Rp1,3 Miliar

0

0 Komentar untuk "Ribuan Anak Kudus Alami Stunting, Pemkab Salurkan Rp1,3 Miliar"